Jerih payah setiap perjuangan telah terbayar dengan darah
dan air mata
Menimba derita ditengah perjuangan kemerdekaan
Menahan perih dan sakit rasanya meraih perjuangan
Darah telah bercucuran di atas tanah bumi pertiwi
Tanah dan bumi ini menjadi merah dalam cucuran darah para
pejuang
Terponggoh sayup mayat-mayat berserakan di atas tanah
Langit ini kembali menangis melihat para pejuang yang
tergopoh ditanah
Hujan pun kini semakin membasahi bumi pertiwi
Darah dan air hujan kini bercampur menjadi satu
Perjuangan ini belumlah berakhir sampai detik darah
penghabisan
Perjuangan ini adalah awal dari sebuah tanda kemenangan
Kenyataan pahit bukanlah penghalang dalam perjuangan
Kini mulai terlihat secerca cahaya kemerdekaan dalam
bayangan
Pahlawan kini tersenyum bahagia melihat bumi pertiwi dalam
senyum
Kemerdekaan akhirnya dapat diraih dalam genggaman
Namun sayang kemerdekaan itu semua adalah semu belaka
Bagimana tidak kemerdekaan itu hanyalah sebagai permainan
Permainan dari para penjajah di luar sana
Mencoba merebut kembali dengan cara licik pemikiran
Jika dulu mereka menjajah dengan bedil
Cukuplah sekarang kita di jajah hanya dengan perang
pemikiran
Pemikiran yang menjauhkan manusia dari tuhan
Pemikiran yang menjauhkan peran agama dan negara
Kini hancur terurai segala kemerdekaan yang telah
tercapai
Hilang dalam rusaknya pemikiran-pemikiran yang banyak
menyimpang
Penyimpanngan yang hanya menghasilkan perpecahan dan
bukan persatuan
Ummat kini dirampas kemerdekaannya dengan aturan selain
tuhan
Rusaknya pemuda ini tanda dari sebuah penjajahan dari
pemikiran
Rusaknya ekonomi ini adalah tanda dari rusaknya pemikiran
Pemikiran hanya mengarah pada keuntungan dan kekuasaan
Bersyukur adalah jalan terbaik untuk mengenang jasa
pahlawan
Namun hal itu belumlah cukup untuk mencapi semuanya
Saatnya bangkit melawan dari kemerdekaan semu menuju
kemerdekaan hakiki
Pengarang : Edi Surya Nurrohim
0 komentar:
Post a Comment
Diharap untuk berkomentar menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak menyinggung SARA dsb...